3 Perbedaan Burnout Syndrom dan Stres Kerja yang Pekerja Wajib Tahu

Duh, kayaknya lagi burnout syndrome nih. Jadinya kerja nggak konsentrasi dan nggak efektif.” Kalimat ini mungkin sering kita ucapkan dikala sedang melakukan pekerjaan .


Burnout syndrome merupakan ungkapan yang biasanya dipakai untuk menunjukkan adanya keadaan tertekanan pada diri seseorang, baik dikala melakukan pekerjaan maupun sedang beraktivitas.


Sebenarnya, burnout syndrome dan stres kerja yaitu dua hal yang berlawanan sehingga cara mengatasinya tidaklah sama.


Contents

  • Perbedaan Burnout Syndrome dan Stres Kerja
    • Definisi Secara Umum 
      • Apa Itu Stres Kerja ?
      • Apa itu Burnout Syndrome?
    • Penyebab Terjadinya Tekanan Kerja
        • 1. Terjadinya konflik dengan rekan kerja
        • 2. Pekerjaan yang bertumpuk
        • 3. Bekerja di luar jam kantor
    • Gejala yang Muncul Saat Stres Kerja dan Burnout
  • Cara Mengatasi Stres Kerja dan Burnout Syndrome

Perbedaan Burnout Syndrome dan Stres Kerja


Burnout
Source: Pixabay

Gangguan ini akan mempunyai efek negatif untuk kesehatan, seperti besar lengan berkuasa pada keadaan mental dan menyebabkan capek fisik, yang hasilnya membatasi efektivitas dalam melakukan pekerjaan .


Definisi Secara Umum 


Perbedaan burnout dan stres kerja
Source: Pixabay

Apa Itu Stres Kerja ?


Stres kerja yaitu suatu keadaan yang terjadi sebab adanya tekanan cukup besar ketika sedang bekerja, yang bergotong-royong memperlihatkan imbas seperti pedang bermata dua, adalah konkret dan negatif.


Jika dilihat dari sisi positifnya, stres dapat menciptakan orang merasa waspada kepada pekerjaannya. Kondisi ini bisa mendorong kita untuk mencari jalan keluar.


Sementara itu, imbas negatifnya kalau dibiarkan terus menerus, justru akan mengakibatkan depresi, yang akan memperburuk kesehatan mental dan fisik. Lama kelamaan, hal ini akan menjadi burnout syndrome.


Apa itu Burnout Syndrome?


Burnout syndrome yaitu kondisi saat seseorang merasa dalam tekanan dan stres berat dengan kesibukannya sehari-hari.


Biasanya, hal ini terlihat jelas ketika Anda mulai merasa lelah secara fisik dan emosional. Apalagi, saat Anda menerima tumpukan pekerjaan yang terlampau banyak.


Jika terus terjadi secara terpola dan tidak tertuntaskan dengan baik, maka dapat memengaruhi kinerja dalam rentang waktu yang panjang.


Penyebab Terjadinya Tekanan Kerja


stress kerja
Source: Pixabay

Tekanan di kawasan kerja, tentunya mampu disebabkan oleh beberapa hal, seperti berikut ini.


1. Terjadinya pertentangan dengan rekan kerja

Konflik dalam pekerjaan memang sesuatu hal yang wajar. Akan namun kalau pertentangan ini terus berlanjut dan tidak ada solusinya, maka mampu berpotensi meningkatkan stres dan menciptakan performa pekerjaan menjadi menurun.


Untuk mengatasinya, Anda bisa lebih terbuka dengan rekan kerja. Jangan ragu mengungkapkan isi hati Anda. Namun, pastikan tetap bersikap profesional dan tidak membuatnya sebagai sentimen langsung.


2. Pekerjaan yang bertumpuk

Jumlah pekerjaan yang terlampau banyak memang menjadi tantangan bagi para karyawan. Belum lagi, sering kali dikala peran belum final, telah ada pekerjaan lain yang mesti kita tuntaskan.


Jika keadaan ini terus berkesinambungan, maka bukan kita pun akan lebih rentan terkena stres. Solusinya, Anda mampu menciptakan prioritas pekerjaan saban hari dan mencar ilmu mengatakan tidak.


3. Bekerja di luar jam kantor

Bekerja tanpa batasan waktu juga menjadi pemicu stres paling besar ketika ini. Terlebih, dikala banyak orang mesti melakukan pekerjaan dari rumah atau work from home, yang kadang menciptakan kita bekerja tanpa menyaksikan waktu.


Apalagi, ketika masih ada panggilan kerja di malam hari, yang alhasil harus membuat kita melakukan pekerjaan lembur. Bila Anda bekerja tanpa ada batasan waktu, tentu ini merusak mood dan mengakibatkan stres.


Jadi, hindari melakukan pekerjaan di luar jam kantor. Jangan ragu untu mengambil waktu libur secara singkat untuk mengembalikan semangat kerja.


Gejala yang Muncul Saat Stres Kerja dan Burnout


Perbedaan stress kerja dan burnout
Source: Pixabay

Stress


Meskipun stres dengan kadar ringan dapat menolong seseorang tetap konsentrasi dan memperlihatkan tantangan gres, bukan memiliki arti keadaan ini harus dibiarkan terus-menerus.


Sebab, terlampau banyak tekanan mampu menciptakan orang tersebut berada dalam situasi susah dan berimbas pada pekerjaannya yang menurun.


Melansir dari Better Health, berikut ini adalah beberapa gejala Anda mengalami stres kerja secara fisik dan mental.


Secara fisik:



  1. Merasa kelelahan

  2. Otot yang sering tegang

  3. Mengalami sulit tidur atau sulit tidur

  4. Merasakan pusing yang berlebihan

  5. Jantung berdebar

  6. Mengalami gangguan pencernaan mirip sembelit atau diare

  7. Terdapat persoalan pada kulit


Secara mental:



  1. Merasa gusar

  2. Praktis marah atau sensitive

  3. Depresi

  4. Pesimis

  5. Merasa kerepotan karena tidak mampu menanggulangi dilema

  6. Sulit berkonsentrasi atau mengambil keputusan


Burnout Syndrome


Burnout syndrome mempunyai ciri-ciri yang tidak jauh berlawanan dari stres kerja, mirip:



  1. Sering mengalami capek baik secara fisik maupun emosional. Dalam keadaan ini seseorang merasa kekurangan inspirasi dan bisa mengalami gangguan sistem pencernaan.

  2. Hilangnya rasa kepedulian pada rekan kerja dan pekerjaan alasannya adalah sedang terganggu dengan perasaan putus asa atau stres, yang menciptakan pekerja merasa muak dengan hal yang bersangkutan.

  3. Performa kerja menurun menjadi salah satu efek terjadinya burnout.

  4. Kehilangan minat melakukan pekerjaan .

  5. Pola pikir menjadi tidak terkontrol.

  6. Menjadi sinis pada orang-orang sekitar termasuk orang terdekat.


Jika dilihat dari gejalanya, ketika kita mengalami burnout syndrome, maka bisa mempunyai pengaruh jelek pada berbagai faktor kehidupan yang sangat luas.


Cara Mengatasi Stres Kerja dan Burnout Syndrome


cara mengatasi burnout
Source: Pixabay

Untuk menanggulangi kedua kondisi di atas memang tidak gampang. terlebih stres kerja dan burnout syndrome, sering kali menjinjing seseorang dalam pola hidup yang tidak sehat.


Misalnya, menciptakan kita jadi lebih sering menyantap makanan cantik secara berlebihan untuk melampiaskan stres.


Tenang, tidak pernah ada kata telat untuk memulai kebiasaan yang baik dalam kondisi stress sekalipun.


1. Mengetahui batas kemampuan diri


Memang acap kali rasanya sungkan untuk menolak pekerjaan yang diberikan, terlebih jikalau Anda masih tergolong anak baru.


Namun, kita perlu mengenali batas kesanggupan yang dimiliki dan dapat memperhitungkan berapa jam kerja yang diperlukan untuk menuntaskan pekerjaan tersebut. Jadinya, Anda pun tidak kelelahan dalam menuntaskan pekerjaan.


2. Berani untuk mengungkapkan kondisi


Terkadang, sesi curhat kecil yang mulanya canggung, ternyata dapat membawa efek yang besar pada kesehatan mental.


Makara, jangan ragu untuk membicarakan kondisi Anda. Bila Anda merasa tidak mampu menuntaskan beban pekerjaan, tidaka ada salahnya untuk menolak. Penolakan ini bukanlah sebuah keluhan, tapi planning efektif mengurus stres kerja.


3. Melakukan aktivitas yang menyenangkan


Seringkali, beban pekerjaan berpengaruh pada kehidupan langsung. Jika Anda merasa sudah berada dalam tahap ini, cobalah beristirahat sejenak dan carilah hiburan yang mampu mengendorkan beban tersebut.


Banyak hal konkret yang bisa kamu lakukan, misalnya dengan menonton film kesukaan, bermain game berkumpul bareng keluarga, maupun berolahraga secara rutin untuk mengembangkan hormon endorfin.


Cara yang lain Anda juga untuk mencari kegemaran yang menggembirakan, mirip berkebun dan memelihara hewan.


Sederhananya, kerjakan apa yang membuat Anda bisa lebih senang. Ingat juga buatlah batas-batas kapan mesti melakukan pekerjaan dan menikmati waktu me time biar kehidupan lebih seimbang.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel