Gejala Varian Omicron Menurut WHO, KEMENKES dan Ahli Kesehatan

Lebih dari 200 kasus omicron terjadi di seluruh dunia. Setidaknya, lebih dari 20 negara telah mengonfirmasi masuknya varian ini. Namun, Anda tidak perlu cemas alasannya sejauh ini gejala varian Omicron masuk dalam kategori ringan. 


Pertama kali, varian Covid Omicorn muncul di benua Afrika dengan gejala berlainan dari varian lainnya. Hal ini diungkapkan oleh WHO dan pakar kesehatan lainnya, yang melaksanakan observasi perihal varian gres tersebut.


Namun, kita tetap perlu waspada terhadap varian virus covid ini. 


Contents

  • Gejala Varian Omicron Menurut WHO, Ahli Kesehatan dan Kemenkes
    • Menurut Dr. Angelique Coetzee, orang yang pertama kali memperoleh varian Omicron.
    • Menurut Departemen Kesehatan Afrika Selatan Tentang Varian Terbaru Ini.
    • Varian Omicron Menurut WHO (World Health Organization).
    • Gejala Omicorn Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
    • Menurut Epidemiologi dari Griffith University Australia Tentang Varian Omicron.

Gejala Varian Omicron Menurut WHO, Ahli Kesehatan dan Kemenkes


Varian omricon


Untuk mengenali info gejala varian ini lebih lengkap, Anda mampu membaca postingan berikut.


Menurut Dr. Angelique Coetzee, orang yang pertama kali menemukan varian Omicron.


Dr. Angelique Coetzee, seorang dokter dan Ketua Asosiasi Medis di Afrika Selatan, merupakan orang pertama yang menemukan varian virus Covid-19 gres ini.


Ia mulai meragukan varian baru tersebut dikala menyelidiki tujuh pasien Covid di kliniknya, yang datang dengan tanda-tanda Covid-19 berlainan dari varian lainya, termasuk Delta. 


Ia mengungkapkan bahwa pasiennya, yang terpapar varian Omricon, mengalami kelelahan jago dan ekstrim, nyeri otot, batuk kering, dan tenggorokan gatal. Menurutnya, gejala tersebut ‘sangat ringan’.


Dr. Coetzee juga mengatakan bahwa varian ini tidak mirip varian delta, yang mengalami kehilangan indra penciuman, perasa, serta penurunan kadar oksigen  secara signifikan. Menurutnya, sejauh ini semua pasiennya tersebut dapat melakukan perawatan berdikari di rumah.  


Ia juga menyampaikan bahwa rata-rata pasien Omicron yang dia tangani berusia di bawah 40 tahun dan mereka yang belum menerima vaksinasi covid-19.


Namun, pastinya hal ini masih belum niscaya alasannya untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dan akurat, membutuhkan pengamatan selama delapan sampai sepuluh ahad ke depan. 


Menurut Departemen Kesehatan Afrika Selatan Tentang Varian Terbaru Ini.



Dr. Unben Pillay, yang merupakan dokter lazim di Afrika Selatan, mengungkapkan jikalau gejala yang terjadi pada pasien Omicron unik dan berbeda dengan varian Covid yang lain.


Menurutnya, pada umumnya pasien yang datang cuma mengalami demam, berkeringat di malam hari, dan nyeri pada tubuh. Namun, tentunya gejala ini akan lebih ringan pada orang yang telah mendapatkan vaksin Covid 19.


Namun, menurut Dr. Unben, varian ini mampu memungkinkan terjadinya transmisi yang lebih tinggi karena terdapat kenaikan kasus Covid yang sangat tajam dalam beberapa hari terakhir. Hal serupa juga ditegaskan oleh jago epidemiologi, Salim Abdool Karim, dalam potensi yang sama. 


Meski begitu, sejauh ini varian Omicron tidak memberikan efek keparahan yang tinggi. Terlihat dari tingkat rawat inap yang sangat minim dan belum ada kematian akibat varian baru ini.


Varian Omicron Menurut WHO (World Health Organization).


organisasi kesehatan dunia


Meskipun banyak pihak yang mengungkapkan gejala varian Omicron tergolong ringan, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru memperingatkan jikalau masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan perihal varian covid tersebut. 


Menurut WHO, butuh waktu lebih buat memahami lebih lanjut tentang varian Omicron. Selain itu, WHO juga mengungkapkan bahwa observasi awal yang dilaksanakan oleh Dr. Angelique Coetzee masih menurut sejumlah perkara kecil, yang mungkin saja mampu terus bermutasi. 


Untuk itulah, ketika ini WHO bekerja sama dengan para peneliti dari aneka macam dunia buat mempelajari dan mencari tahu tentang varian Omicron ini.


Gejala Omicorn Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


gejala varian omicron


Siti Nadia Tarmizi, yang ialah Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan jika varian Omicron yang sedang menjadi pusat perhatian seluruh dunia ini, tidak menunjukan tanda-tanda berat dan tingkat keparahan individu yang tinggi, khususnya bagi orang yang telah menerima vaksin covid-19.


Meskipun begitu, varian Omicron tetap dianggap cepat menular. Untuk mencegahnya, masyarakat tetap perlu menerima vaksinasi dan mengerjakan protokol kesehatan setiap ketika.


Inilah yang mendorong pemerintah untuk terus berupaya mempercepat program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.  Hal ini bertujuan untuk memajukan kekebalan tubuh penduduk terhadap virus SARS-CoV-2 dan mutasi barunya.


Menurut Epidemiologi dari Griffith University Australia Tentang Varian Omicron.


Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyampaikan bahwa varian Omicron atau B.1.1.529 yang menyerang seluruh dunia ini, memiliki potensi menjadi dilema besar, meski gejala dari varian gres ini terbilang cukup ringan.


Untuk itulah, penduduk dihentikan lengah. Apalagi, varian Omicron juga masuk dalam klasifikasi VOC (Varian of concern) akibat penularannya yang meraih 500 persen dibandingkan dengan varian Delta atau virus SARS-CoV-2 yang pertama kali didapatkan di Wuhan, China, pada tahun 2019 kemudian. 


Ia meminta biar penduduk tetap berhati-hati kepada penyebaran virus Corona dengan cara menjalankan 6M, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghalangi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan menghindari makan bareng .


Selain itu, jangan lupa untuk secepatnya mendaftarkan diri dalam vaksinasi untuk mencegah penularan virus yang makin cepat.


Apalagi, telah banyak observasi yang menandakan, kalau orang yang mendapatkan vaksin Covid-19 mempunyai daya tahan badan yang lebih baik, serta bisa meminimalisir gejala yang lebih berat dikala terinfeksi virus ini.


Saat ini, sudah tersedia aneka macam jenis vaksin yang dapat Anda pilih sesuai dengan keadaan kesehatan dan umur. Misalnya, vaksin covid untuk ibu hamil, dan vaksin covid untuk bawah umur, yang dapat memperkuat daya tahan tubuh terhadap virus korona. 


Yuk, tetap jaga imun badan dan kerjakan protokol kesehatan di mana pun Anda berada.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel