11 Tradisi Natal di Indonesia yang Unik dan Beragam
Umumnya, tanggal 25 Desember umat kristiani akan menghadiri ibadah Natal di gereja dan berkumpul bersama keluarga untuk makan bersama, serta berbagi hadiah. Namun, jarang yang tahu jika setiap kawasan di Indonesia mempunyai tradisi Natal yang unik dan berbeda-beda.
Contents
- Tradisi Natal di Indonesia yang sarat makna
- 1. Tradisi Natal di Ambon dengan Bunyi Sirine dan Lonceng
- 2. Wayang kulit yang Jadi Tradisi Natal Di Yogjakarta
- 3. Kunci Taon yang Menjadi Tradisi Natal Manado
- 4. Barapen yang Makara Tradisi Natal Papua
- 5. Ngejot yang Jadi Tradisi Natal Di Bali
- 6. Tradisi Natal Penjor di Bali
- 7. Lovely Desember Jadi Tradisi Natal Di Toraja
- 8. Marbinda yang Kaprikornus Tradisi Natal Di Sumatera Utara
- 9. Meriam Bambu, Tradisi Natal Di Flores
- 10. Rabo-Rabo yang Makara Tradisi Natal di Jakarta
- 11. Van vare, Tradisi Natal Di Larantuka
Tradisi Natal di Indonesia yang sarat makna
Indonesia memiliki ragam budaya yang berasal dari sabang hingga merauke. Tidak heran jikalau setiap daerah memiliki tradisi Natal yang berlainan-beda, seperti berikut ini.
1. Tradisi Natal di Ambon dengan Bunyi Sirine dan Lonceng
Salah satu ciri khas peringatan Natal di Ambon yang paling populer yaitu sirine kapal dan lonceng gereja yang dibunyikan secara bersamaan.
Akan tetapi, ada tradisi khusus yang lain yang dikerjakan warga di kota Naku, Kabupaten Leitimur Selatan. Biasanya, mereka akan menggelar upacara etika ‘penyucian’ selaku lambang pembebasan dari dosa.
Upacara ini akan dimulai dengan berkumpul di rumah komunitas warga untuk menyelenggarakan ritual adatnya masing-masing. Setelah itu, disusul dengan warga yang berkumpul di rumah adat sambil menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa tempat dan menari dengan iringan Tifa (alat musik tradisional). Para perempuan akan menenteng sirih, pinang, dan minuman tradisional, yang disebut sopi.
2. Wayang kulit yang Kaprikornus Tradisi Natal Di Yogjakarta
Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional, tergolong dikala merayakan hari raya Natal. Nah, umumnya peringatan Natal di kota ini akan diwarnai dengan pentaswayang kulit, yang bertemakan wacana kelahiran Yesus Kristus.
Selain itu, ketika melaksanakan ibadah, para pemuka agama akan melaksanakannya dalam bahasa jawa kromo inggil. Mereka juga akan memakai busana khas Yogyakarta, seperti beskap dan blangko.
3. Kunci Taon yang Menjadi Tradisi Natal Manado
Masyarakat Manado punya tradisi natal berjulukan Kunci Taon, yakni melakukan parade keliling kota dengan kostum sinterklas. Selain itu, lagu-lagu Natal niscaya sudah mulai bergema di mana-mana, mulai dari warung pinggir jalan,mall, pertokoan, sampai transportasi lazim, sejak permulaan Desember.
Tak cuma itu, bawah umur muda akan berperan sebagai sinterklas dan keliling rumah untuk memperlihatkan hadiah terhadap bawah umur. Sebagian warga Manado juga memiliki kebiasaan untuk melaksanakan pawai keliling, serta mengunjungi makam saudara dan membersihkannya. Inilah yang membuat tradisi Natal di Manado berlainan dari daerah yang lain.
4. Barapen yang Kaprikornus Tradisi Natal Papua
Di Papua, tradisi barapen menjadi salah satu program yang wajib dilaksanakan dari tahun ke tahun. Tradisi Natal ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur, kebersamaan, dan berbagi. Barapen sendiri yaitu acara aben watu, yang nantinya akan dipakai untuk mengolah makanan daging selaku hidangan makan bareng .
Dalam persiapan upacara barapen, para laki-laki akan membuat lubang untuk meletakkan kerikil panas yang menyala. Kemudian, dalam lubang tersebut akan dimasukkan daun pisang untuk memasak daging babi yang sudah disiapkan.
Lalu, ditutupi dengan daun tebal dan dialasi lagi menggunakan kerikil sampai 3 tingkat. Sedangkan para perempuan, merencanakan sayuran, mirip kangkung, pakis, singkong, bayam, dan pepaya, serta ubi jalar.
5. Ngejot yang Kaprikornus Tradisi Natal Di Bali
Pulau Dewata tidak cuma penuh daya tarik, namun juga diketahui mempunyai toleransi beragama yang sungguh tinggi. Meskipun lebih banyak didominasi orangnya beragama Hindu, tetapi peringatan Natal tetap dapat dilaksanakan dengan cara unik. Salah satu tradisi Natal di Bali yang paling populer yaitu Ngejot.
Dalam tradisi ini, penduduk Bali akan saling mengirimkan masakan kepada keluarga dan tetangga. Dalam bingkisan tersebut, umumnya berisi kuliner khas Bali, seperti lawar urap, sate babi, dan kuliner khas Bali yang lain.
Uniknya, dikala mengirimkan bingkisan ini, masyarakat Bali akan mengenakan busana etika dan menghiasi jalanan dengan penjor (daun mirip bambu), yang melambangkan naga Anantaboga. Tradisi ini tidak cuma bermaksud untuk mempererat tali perasaudaraan, tetapi juga menjadi simbol kerukunan umat beragama di Bali.
6. Tradisi Natal Penjor di Bali
Selain tradisi Ngejot, ada satu lagi tradisi natal yang dilaksanakan di Bali, ialah Penjor. Tradisi ini terinspirasi dari perayaan Galungungan yang dijalankan umat Hindu. Biasanya, dalam peringatan ini setiap warga kristiani akan menghiasi rumah dan gereja dengan janur kuning. Lalu, mereka akan mengenakan baju tradisional, mirip kebaya, selendang, dan juga kain kamen berwarna hitam dan putih, saat beribadah di Gereja.
7. Lovely Desember Kaprikornus Tradisi Natal Di Toraja
Festival Budaya dan Pariwisata “Lovely Desember” ialah acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah kawasan Toraja. Tradisi ini merupakanbentuk syukur menyambut Natal dan Tahun Baru bagi masyarakat Toraja, yang lebih banyak didominasi beragama Kristen.
Festival ini memiliki berbagai acara, mirip pekan raya kuliner dan kerajinan daerah, serta lomba kerajinan tradisional dan kerajinan bambu. Puncak dari ekspo ini yakni pesta kembang api dan prosesi Lettoan, yang diadakan pada tanggal 26 Desember.
Lettoan adalah ritual mengarak babi dengan simbol budaya yang mewakili tiga dimensi kehidupan insan. Tiga simbol yang dipakai yakni:
- Saritatolamban berbentuktangga, yang melambangkan doa dan keinginan untuk kehidupan lebih baik.
- Matahari melambangkan sumber cahaya kehidupan.
- Bunga melambangkan keberhasilan hidup masyarakat Toraja.
8. Marbinda yang Jadi Tradisi Natal Di Sumatera Utara
Marbinda ialah tradisi Natal yang mengajak masyarakat setempat untuk tolong-menolong menghimpun duit untuk membeli hewan kurban.
Jenis binatang kurban yang dipersembahkan sangat bermacam-macam, mulai dari babi, lembu, atau kerbau yang dagingnya akan dibagikan kepada seluruh warga yang telah berdonasi. Tradisi Marbinda ini dikerjakan sebagai lambang kebersamaan dan bersama-sama.
9. Meriam Bambu, Tradisi Natal Di Flores
Perayaan Natal di Flores, tepatnya di Pulau Nusa Tenggara Timur , cukup unik dan meriah. Mereka punya tradisi menyalakan meriam bambu. Jika Anda berkunjung ke Flores pada bulan Desember, bersiaplah untuk mendengar suara dentuman meriam bambu, yang diadakan dikala malam Natal hingga Tahun Baru.
Tradisi unik yang lain di Kota Flores yaitu lomba menciptakan “Kandang Natal” di gereja, yang menjadi tradisi untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus di dalam tempat yang penuh dengan kesederhanaan.
10. Rabo-Rabo yang Makara Tradisi Natal di Jakarta
Jarang ada yang tahu jikalau rabo rabo adalah tradisi orang-orang keturunan portugal yang tinggal di Kampung Tugu, tepatnya di kawasan Cilincing. Tradisi ini diawali dengan mengunjungi gereja terdekat dan rumah warga lain selaku bentuk kebersamaan.
Namun, yang berlawanan dari tradisi rabo-rabo yaitu iringan musik tradisional Keroncong Tugu, serta tarian yang dilakukan bahu-membahu. Puncaknya, sehabis menari bersama, warga akan mandi bedak warna warni selaku bentuk penebusan dosa dan ajakan maaf menjelang tahun gres mendatang.
11. Van vare, Tradisi Natal Di Larantuka
Tradisi Natal di Indonesia yang lain yang tidak kalah seru ialah Van are di Larantuka. Setiap memperingati kelahiran Yesus Kristus, warga Flores Timur akan melaksanakan pertunjukan banyak sekali musik orkestra dan paduan bunyi yang menyanyikan lagu natal dengan merdu.
Dalam acara ini, setiap lagu yang dimainkan memiliki tujuan mulia, adalah mengingatkan untuk selalu hidup dalam jalan yang benar. Tidak ketinggalan juga ada Sinterklas yang membagikan kado untuk belum dewasa di kawasan tersebut.
Itu dia beberapa tradisi natal di Indonesia, yang tidak cuma menjadi hari raya bagi umat Kristen, namun juga waktu untuk membuatkan sukacita bersama dengan orang yang dicintai. Jangan lupa untuk menenteng mampu menenteng kemeriahan Natal dengan mengaplikasikan dekorasi Natal warna-warni di rumah.